Outbond TPA Masjid Al-Marhamah 1437 H
08.07
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
08.07 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Fokuuuuussss bolanya mau jatuh ituuuu ^^:::: |
Larinya tunggu aba-aba ya........ ^^::: |
"Panahnya ditiup ya dek, bukan ditelen," -Mas Miko. |
Kalau jenis yang ini berbahaya, makanya ditaruh di toples. |
"Aku mau pegang!" Sabar yaaa semua bisa pegang kok ^^;;; |
Takuutt tapi penasaran |
Hati-hati yaa Mas Miko ;;;A;;; |
Persiapan Ramadhan 1437 H Remais Al-Marhamah
03.43
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
03.43 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Makanan dateng, langsung lupa tempat deh ^^''''' |
Cieee temen baru cieeeeeeee. Yuk, gabung Remais jugaa biar dapet temen baru! |
Renungkanlah, sobat..
08.17
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
08.17 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim..
Setelah sekian banyak tulisan yang menyampaikan tentang kebaikan, ijinkanlah kali ini saya berbagi untuk menyampaikan pembelajaran atas jiwa seorang manusia yang pernah menjadi pendosa.
Seperti biasa dan dari sediakala apa yang saya tuliskan bukan bermaksud menggurui. Karena ketika saya menulis, mata yang pertama kali membaca adalah mata saya. Itu menadakan bahwa Allah memang sengaja untuk menurunkan ilmunya lewat tulisan ini kepada hambaNya, saya yang pertama dan orang-orang setelah saya. Sehingga sebelum orang lain, saya berdoa dan berharap Allah membelajarkan terhadap diri saya terlebih dahulu.
Saya ingin memaparkan realitas di balik fakta bernama masa. Mendengar ceramah dari salah seorang ustadz beliau mengatakan bahwa hal yang tidak akan pernah kembali adalah waktu. Waktu yang telah kita lalui baik atau buruk perbuatan di dalamnya, tidak akan pernah menjadi penghambat. Karena waktu yang Allah berikan tidak akan pernah terulang. Waktu yang terlewatkan hanya akan menjadi sejarah, sejarah yang terkenang maupun terlupakan. Namun demikian, waktu adalah amanah, Allah berikan amanah itu kepada setiap jiwa untuk kebermanfaatan. Sehingga saat waktu telah diberikan akan ada pertanggungjawaban daripadanya.
Awalnya saya hanya merenung, dalam kesendirian 2/3 malam. Teringat materi kultum tarawih tentang 30 Hari ramadhan itu Allah berikan sebuah kemualian bagi setiap hambanya yang bertaqwa, bahwa 10 hari pertama Allah berikan Rahmat. 10 Hari kedua Allah berikan maghfirah (ampunan atas segala dosa), dan 10 hari ketiga hambanya akan dijauhkan dari api neraka.
Ketertarikan tertuju pada 10 hari kedua, saat Allah menganugrahkan kepada hambaNya yang bertaqwa ampunan atas segala dosa. Dosa memang tak dapat lepas dari sosok manusia, selain para Nabi yang memang telah dijamin setiap perbuatannya, kiranya setiap manusia ini pernah berlaku dosa. Entah yang masih dimiliki ataupun yang telah Allah hapuskan dari dalam diri dan jiwanya.
Coba renungkan tentang dosa yang pernah kita lakukan, memang sepertinya perjalanan hidup adalah bentangan waktu yang begitu lama. Dan dari kelamaan itu terkandung dosa yang bahkan mungkin kita tak sanggup untuk mengingatnya. Dosa kecil, dosa besar, dosa yang disengaja ataupun yang tak disengaja, dosa melanggar perintahNya atau bahkan melakukan apa yang dilarangNya, dosa mengambil yang bukan hak, dosa kepada kedua orang tua, dosa berbohong, dosa mencuri, dosa membunuh, dosa berzina, dosa kufur atau bahkan dosa ketundukan selain daripadaNya.
Rasanya Allah terlalu baik kali ini, tanpa diminta Allah tutup semua aib. Lantas bayangkan saat Allah tak menutupi Aib kita, berapa orang yang akan sudi memandangkan matanya kepada kita? MasyaAllah...
Belajar dari jiwa-jiwa yang pernah gagal, mengapa tidak? Al-Qur'an juga mengisahkan orang-orang gagal dan pendosa yang berhasil melesatkan dirinya jadi pribadi paling mulia?
Musa pernah membunuh orang. Yunus bahkan sempat lari dari tugas risalah yang seharusnya dia emban. Adam juga. Dia gagal dalam ujian untuk tak mendekat pada pohon yang diharamkan baginya. Bahkan Nabi Muhammada SAW pun pernah burmuka masam dan berpaling saat Abdullah bin Ummi Maktum seorang sahabat buta meminta beliau mengajarkan Al qur'an kepadanya.
Tapi doa sesalnya diabadikan Al Quran. Terkagum hati ini membacanya “Rabb Pencipta kami, telah kami aniaya diri sendiri. Andai Kau tak sudi mengampuni dan menyayangi, niscaya jadilah kami termasuk mereka yang rugi-rugi.” Terlepas mereka adalah yang terpilih mereka pun pernah menjadi pendosa, namun sejarah menulisakan bahwa penyikapan atas masalah mentakdirkan mereka menjadi tauladan.
Hal nya do'a yang mereka lantuntan, menjadi orang yang merugi saat Allah tak mengampuni dan menyayangi.
Bukankah Al-Qur'an selalu menuliskan di akhir ayat dengan kalimat yang jelas "mereka termasuk orang-orang yang beruntung". Karena dengan keberuntungan Allah ilhamkan dalam jiwa setiap pendosa rasa marah, rasa kecewa, rasa sesal dan rasa sedih. Hingga datang waktu dimana jiwa-jiwa itu tersungkur dalam sajadah, bersujud dengan air mata, mohon ampun atas segala dosa dan berjanji tak akan pernah mengulangi lagi. Lantunan penuh sesal dan pengharapan agara Allah jadikan hamba yang beruntung.
Dalam doa, suara itu mengarah ke bumi namun terdengar jauh sampai ke langit. Hingga saat sang Maha Pengampun itu berikan ijin atasnya. Langit dan seluruh yang ada di hamparannya seolah berkata, "bertaubatlah, karena dengan kesungguhan Allah ampuni segala dosamu".
Yaa Allah teguhkanlah jiwa-jiwa pendosa yang ingin kembali ke jalanMu, karena memang seperti inilah HambaMu, seonggok daging yang mudah berbuat salah dan lupa. Sesosok manusia sebagai tempatnya salah dan lupa. Kuatkanlah iman kami, tancapkanlah kesungguhan didalam hati kami. Sayangilah kami dan karuniakanlah kepada kami ampunan atas segala dosa.
Biarkanlah kelamnya masa lalu itu menjadi saksi, karena kesalahan pernah kami perbuat. Hingga kami sadar bahwa ada jalan kebenaran di sisi sebelahnya, agar kami senantiasa beriman dan tak kembali terpuruk dalam jiwa pendosa.
yaa buqollibal qullub, tsabit qolbii 'alaa diinik...
Masjid Sebagai Sarana Agar Terhindar Dari Kenakalan Remaja
00.33
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
00.33 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Remaja masjid sebagai bagian dari remaja pada umumnya, dewasa ini berhadapan dengan berbagai problem remaja yang muncul di dalam masyarakat. Ada kenakalan remaja, perkelahian pelajar, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas, dan sebagainya. Jika keadaan ini terus berlarut, akan timbul kerusakan dalam masyarakat. Karena masa depan remaja juga merupakan masa depan bangsa, negara, dan agama. Dalam hal ini, masjid sangat berperan dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan menjadikan masjid sebagai sarana perkumpulan remaja muslim untuk kegiatan agama, pendidikan, maupun sosial.
17.27
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
Alhamdulillah, ruang remais sekarang punya PC yang bisa digunakan untuk internet. Semoga dapat digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.17.27 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Saat ini PC yang disediakan masih kurang baik untuk keperluan desain, apabila ada donatur yang ingin menyumbangkan PCnya sangat diharapkan untuk disumbangkan ke remaja Masjid Al-Marhamah. Semoga bermanfaat untuk yang menyumbangkan PCnya dan menjadi amalan yang terus mengalir selama dimanfaatkan untuk kebaikan. Aamiin.
Zardhan
Remaja Masjid Al-Marhamah
Si Pemilik Toko dan Orang Gila
19.56
REMAIS AL-MARHAMAH
1 Comments
19.56 REMAIS AL-MARHAMAH 1 Comments
Antara Adzan dan Iqomat
02.03
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
02.03 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Semoga selalu saling mengingatkan didalam kebaikan. Aamiin...
fastabiqul khoirot, mari berlomba-lomba dalam kebaikan. Kebaikan yang tentu hanya mengharap ridho Allah. Bukan untuk mendapatkan surga apalagi menghindari neraka, hanya semata-mata karena Allah. Surga itu bonus, sedang neraka adalah dampak.
Sejak pertama kali hijrah ke madinah al munawaroh dan mendirikan masjid kuba, bilal bin rabbah adalah orang yang pertama kali melantunkan adzan. Sejak saat itu adzan selalu dilantunkan untuk mengajak kepada kebaikan (sholat).
Adzan...
Adalah nada indah,
Menyampaikan kebesaran Allah,
Meniupkan ruh tauhid,
Mengingatkan perjuangan Rosulullah,
Membangun karakter diri,
dan
Mengajak kepada kebaikan.
Terlepas daripada sejarah itu, ada filosofi tentang adzan dan iqomat. Hubungan antar keduanya, antara waktu dan skala perbesar dari penggambaran hidup seorang manusia.
Antara adzan dan Iqomat ada waktu. Waktu yang singkat, waktu yang hanya berjarak antara dirimu dan tuhanmu.
Sesingkat waktu, sesingkat kita hidup. Tak ada yang abadi bahkan keabadian itu sendiri. Selain al hayyu , sang Maha Hidup.
Seberapa lama kita hidup adalah antara adzan dan iqomat. Saat kita lahir kita di adzankan, dan Iqomat saat kita mati. Setelah kita dikelurakan dan sebelum kita dimasukkan.
Singkat memang, sesingkat jeda antara Adzan dan Iqomat.
Adzan, selain dilantunkan dengan merdu untuk mengajak manusia betemu Rabb nya. Ada masa tatkala seorang bayi lahir, fase kehidupan keduanya setelah dari alam kandungan. Bayi suci terlahir kedunia, dengan tangisan pertanda kehidupan. Banyak yang berkata mungkin karena jasad kecil itu mengalami guncangan atas kondisi dunia yang tak lagi senyaman alam kandungan. Adzan juga adalah sambutan hangat, nyanyian merdu yang dinyanyikan oleh ayah untuk anaknya.
Iqomat, adalah tanda saat imam sudah siap untuk mengajak jama'ahnya mengahadap Robb nya. Pun ada masa tatkala manusia mati, sebelum butiran butiran tanah menutupi jasad. Ada lagu yang mungkin akan terasa begitu cepat karena ketakutan ruh menuju liang lahat. Atau justru terasa lama karena ruh tak sabar ingin segera beristirahat dan bertemu kekasihnya.
Lalu, apa yang kita lakukan antara adzan dan iqomat?
Apa yang kita lakukan adalah perwujudan dari perspektif apa kita menempatkan adzan dan iqomat, apakah dia sebagai seruan menuju kebaikan, atau hanya alarm waktu yang akan berhenti dengan sendirinya dan terus berulang layaknya dejavu.
Coba renungkan, saat mendengar adzan. apa yang kau perbuat? tetap bersantai-santai dengan aktifitasmu, lalu berkata, "sebentar, belum qomat kok". Bukankah dengan itu kau sedang berkata pada dirimu "santailah tak perlu bersiap diri, belum mati kok". Kemudian melanjutkan aktifitas tanpa bersiap untuk bertemu dengan Tuhanmu. Lalu, saat iqomat itu terdengar kau bangun dan mendekat, ada yang berlari pun ada yang tetap berjalan santai.
Inilah mengapa, sebagian besar manusia hanya mendekat kepada Allah saat dia sudah tua. Saat kematian itu lebih berpeluang besar datang padanya. Padahal tak ada jaminan dari siapapun yang lebih tua adalah yang paling dekat dengan kematian. Hingga pada akhirnya penyesalan datang karena pertemuan dengan sang kekasih tak maksimal disiapkan.
Malangnya saat kita bertemu Allah dan kita tak sempat untuk bersiap, atau sangat kurang waktu untuk bersiap. Datang dengan pakaian seadannya, tanpa parfum, bahkan tanpa pakaian yang rapi. Beruntung saat Allah masih mau menunggu, jikalau karena kurangnya persiapanmu lantas Allah tak mau menemuimu? wallahu'alam..
Mengapa tidak sebaliknya? sesingkat waktu antara adzan dan iqomat, kau bangun dari aktifitasmu. Menyiapkan baju terbaik, mengoleskan parfum terwangi, dan bergegas menunggu di tempat janjian bertemu. Sambil menunggu kau mengingatnya dalam do'a dan sholat, memujanya dalam dzikir. Hingga ketika Allah sedang berada jauh disana suara lirihmu terdegar memanggil, Allah pun datang mendekatimu, mendekat dan terus mendekat. Melihat kesungguhanmu menemuiNya Allah datang bersama cahaya kedamaian hingga saat Iqomat dilantunkan kau adalah orang terdepan yang berhak mendekatinya.
Itulah perumpamaan, saat persiapan menuju kematian. Karena tak ada sesuatu yang pasti di dunia ini selain kematian. Menyiapkan diri setelah adzan berhenti, memantaskan diri agar Allah menerimamu tanpa tapi. Di waktu kecilmu kau mengenal Allah, dimasa mudamu kau mendekat dengan Allah, hingga dimasa tuamu Allah lah yang mengajakmu untuk selalu dekat dengannya.
Dan inilah kehidupan. Kesempatan singkat untuk menyiapkan diri, di saat waktu sholat sudah ditentukan, hingga perjumpaan dengan sang Tuhan.
Lantas apa yang pantas kau lakukan setelah adzan? jikalau bukan persiapan diri bertemu Allah sebelum iqomat berkumandang.
Wallahu'alam bishawaf..
[Tausiyah Aagym] Pernahkah Kita Curhat ke Allah SWT?
22.35
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
22.35 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Jikalau kita senantiasa sadar bahwa Allah Maha Mendengar, maka betapa akan sangat malu kita untuk berkata kotor, dusta, ghibah, dan sia-sia. Jika kita senantiasa ingat bahwa Allah Maha Mendengar, betapa akan terjaga lisan kita dari kemaksiatan dan dosa. Lisan ini amatlah ringan, semoga kita senantiasa mampu memeliharanya hanya untuk berbicara apa yang Allah ridhoi. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin. [Bani]
Cara cek warna Printer di ruang remais al-marhamah
22.18
REMAIS AL-MARHAMAH
0 Comments
22.18 REMAIS AL-MARHAMAH 0 Comments
Cara cek warna Printer di ruang remais al-marhamah (karamah):
Printer Canon IP1200, IP1300, IP1600, IP1700, IP1880, IP1980, dll :
1. Nyalakan Printer.
2. Tekan-tekan tombol resume 4x - 5x secara cepat, jangan sampai kurang.
3. Dan printer canon anda akan mulai untuk menjalankan print test.
Siapkan kertasnya dulu jangan lupa ya .....
Sumber: http://cara-mukhlas.blogspot.com/2012/02/cara-melakukan-noozle-check-atau.html%3Fm%3D1&ved=0ahUKEwjutaHo6qjLAhXGkI4KHRt1CJwQFggzMAg&usg=AFQjCNH5N6wWGxldKDYIThtc1mxs8y8Adw&sig2=MUpqNF0fR1-gg5Nf9JWPEA
Tentang Blog
Alhamdulillah, ruang remais sekarang punya PC yang bisa digunakan untuk internet. Semoga dapat digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Saat ini PC yang disediakan masih kurang baik untuk keperluan desain, apabila ada donatur yang ingin menyumbangkan PCnya sangat diharapkan untuk disumbangkan ke remaja Masjid Al-Marhamah. Semoga bermanfaat untuk yang menyumbangkan PCnya dan menjadi amalan yang terus mengalir selama dimanfaatkan untuk kebaikan. Aamiin.
1 komentar: